MASA LALU DAN MESIN WAKTU
Saya sangat sering membayangkan tentang masa lalu. Saya juga sering membayangkan bahwa mesin waktu itu ada. Saya tidak akan membahas secara science tentang kemungkinan bahwa mesin waktu itu ada. Ketika kita diberikan kesempatan kembali ke masa lalu dan diperbolehkan mengubah masa lalu, pertanyaannya bukan "Apa yang kita ingin ubah?", tetapi:
"Apakah kita yakin akan menggunakan kesempatan tsb untuk mengubah apa yang ingin kita ubah?"
Yakinkah, jika kita mengubah hal tersebut, kehidupan kita sekarang akan lebih baik? Bisa jadi sebaliknya, apa yang kita kira terbaik, justru bukanlah yang terbaik. Bagaimana kalau ketika kita mengubah masa lalu tsb, pada akhirnya justru yang terjadi malah kehidupan kita yang sekarang berantakan. Malah menimbulkan penyesalan yang lebih besar daripada sebelumnya.
Benar jika manusia merupakan makhluk futuristik, tapi tidak selamanya benar. Manusia memiliki keterbatasan melihat masa depan. Ada hal-hal tertentu yang tidak bisa ditembus manusia. Ada hal-hal yang tidak bisa dikendalikan manusia, yaitu kehidupan dan takdir. Kita yang sekarang dibentuk atas perbuatan kita dan takdir. Jika kita bisa mengubah masa lalu kita dengan perbuatan, tapi sayangnya kita tidak bisa menintervensi yang dinamakan dengan takdir. Jadi, percuma saja ketika kita memanfaat kesempatan tersebut. Seberapa besar kekuatan kita untuk bisa melawan kekuatan-Nya?
Awalnya saya berpikir, ketika saya diberikan kesempatan untuk mengubah masa lalu, ada habit saya yang ingin saya ubah. Saya akan rajin minum susu setiap hari, menghindari membawa barang yang berat, menjaga postur tubuh agar tetap lurus, hanyauntuk menghindari menjadi diri saya yang sekarang, yaitu mengidap SKOLIOSIS. Tidak jarang saya iri dengan orang lain yang bisa bebas bergerak, berlari, melakukan hal-hal yang ingin mereka lakukan dengan normal. Saya ingin terbebas tanpa rasa sakit yang seringkali membatasi kegiatan saya.
Tetapi, sekarang ketika memikirkan hal ini kembali, apakah mungkin dengan saya mengubah habit saya tersebut akan membuat saya dapat menghindari penyakit ini? Adolescent Idiopathic Scoliosis Thorax 5-12. Yap kata "idiopatik" menjelaskan semuanya. Bahwa apa yang terjadi dengan diri saya, mungkin bukanlah sesuatu yang dapat dicegah. Bahkan dokter saja tidak tahu apa penyebabnya. Murni takdir.
Lantas, pertanyaan selanjutnya, jika memang saya terhindar dari skoliosis, terhindar dari operasi, terhindar dari keterbatasan ini, apakah kehidupan saya tanpa skoliosis akan lebih baik daripada kehidupan yang sekarang? Saya tidak yakin. Dengan kekurangan ini, saya menjadi tahu bagaimana sayangnya orang tua saya kepada saya. Saya menjadi tahu siapa orang yang benar-benar akan selalu sayang kepada saya tidak peduli bagaimanapun keadaan saya. Saya menjadi lebih bersyukur dengan nikmat kesehatan, karena saat rasa sakit menyerang, seringkali rasa sakitnya tak terhindarkan. Saya menjadi lebih kreatif dan dewasa untuk mengatasi kesulitan-kesulitan yang saya alami.
Sebagai penutup, biarkan saya menuliskan salah satu kalimat favorit saya:
"Allah selalu tahu apa yang terbaik untuk hamba-Nya. Lakukan yang di dalam kehidupan ini tanpa bayang-bayang masa lalu, dan biarkan Allah yang memutuskan hasilnya untuk kita."
Comments
Post a Comment