IMAJINASI: SPESIFIK TIAP INDIVIDU
Setiap orang pasti sering berimajinasi, berkhayal, atau
apapun itu namanya. Dalam bahasa awamnya ‘membayangkan’. Tiap orang itu unik,
saya selalu percaya hal itu. Di dalam pikirannya sangat misterius, dimana
ketika kita mengetahui hal tersebut, tenggorokan kita tercekat saking kagetnya.
Begitu pula sebaliknya, ketika mereka tahu apa yang ada di otak kita, mereka
sama tercekatnya dengan kita. Wajar, karena pikiran tidak pernah ada yang sama.
Begitu juga dengan imajinasi tiap orang. Imajinasi itu menurut saya adalah
suatu kondisi ketika pikiran kita tanpa kita sadari mulai keluar fokus dari hal
yang sedang kita lakukan dan berpindah memikirkan hal lain yang belum pernah
terjadi. Dalam artian bukan sedang membayangkan masa lalu.
Semua orang pasti memiliki imajinasi yang general.
Membayangkan ingin melakukan hal apa, membayangkan mimpinya terwujud, atau
membuat skenario cerita dimana disitu kita adalah aktor utamanya, dan pasti
ceritanya keren. Namun, sebenarnya tiap individu memiliki imajinasi yang unik.
Sebagai contoh, teman saya (sebut saja mawar) kalau berada di suatu tempat yang
ada jendelanya, dia berimajinasi bagaimana caranya lompat lewat jendela
tersebut. So weird. Yap bagi orang lain, tapi tidak bagi dia.
Saya juga punya ciri khas imajinasi yang entah orang lain
punya atau tidak. Saya sering membayangkan curhat
dengan orang lain. Kadang orang lain itu adalah orang yang saya kenal. Kadang
orang lain itu ada fisiknya, tapi wajahnya tidak ada. Orang yang saya kenal itu
juga random, semau pikiran saya ingin curhat ke siapa. Bisa jadi orang tersebut
sahabat saya yang biasa saya curhatin, atau orang yang dalam dunia nyata tidak
dekat dengan saya. Setting tempat dan waktunya juga random, unvoluntary, di luar kontrol saya. Yah namanya imajinasi, itu tidak saya sadari. Ketika saya sadar,
imajinasi itu sudah sampai di tengah-tengah. Setelah sadar, kadang saya
teruskan, kadang tidak (kalau ada pekerjaan lain yang lebih penting untuk
dilakukan). Saya sendiri tidak sadar sejak kapan saya punya kebiasaan ini.
Sudah sangat lama sehingga saya lupa kapan mulainya.
Ketika saya menelaah diri saya sendiri (sok-sok an mengerti
diri sendiri) mungkin terlalu banyak hal-hal di pikiran saya yang ingin saya
bagi, namun tidak setiap saat ada orang yang tepat untuk tempat kita berbagi.
Jadi, secara otomatis pikiran saya mengalihkan hal tersebut dengan
berimajinasi. Mungkin, dengan cara seperti itu beban di pikiran saya berkurang.
Mungkin juga, kalau hal tersebut tidak otomatis terjadi, muatan di pikiran saya
akan sedemikian penuhnya hingga bisa mengacaukan sistem syaraf pusat saya. Well, apapun alasan sebenarnya untuk mekanisme itu, saya
tetap suka memiliki kebiasaan saya yang tidak saya sadari ini. Haha..
Comments
Post a Comment