SEBUAH KISAH FIKSI TENTANG 'USAHA', 'PERSISTENT', 'PERSEVERE'


Hei, hari ini aku punya sebuah cerita fiksi. Sebuah analogi tentang 'usaha', tentang tekun, dan gigih, atau aku lebih suka menyebutnya dengan istilah persistent atau persevere. Jangan tanya dari mana aku mendapatkan kosa kata ini, ceritanya panjang. Oke, kita mulai saja.

Pada suatu hari, ada suatu bola api yang menamakan dirinya 'eternal flame'. Apapun yang dia lewati pasti luluh lantah, hangus terbakar. Semuanya. Mulai dari bahan yang memang mudah terbakar, plastik, kayu, kertas, hingga bahan-bahan keras, baja, besi pun bisa hancur. (Jangan berpikir terlalu logis, namanya juga fiksi). Pada suatu hari, ia melihat sebongkah es dari kejauhan. Dia heran sekali, biasanya es akan meleleh pada radius 50 meter dari tempat ia berada. Namun, bahkan ketika jarak mereka hanya 20 meter saja, es itu tetap berbentuk es, tak sedikit pun meleleh. Ia semakin mendekat. Radius 10 meter. Es masih tetap pada tempatnya. Radius 9, 8, 7, 6, 5, 4, 3, 2, 1... 90 cm, 80, 70, 60, 50, 40, 30, 20, 10, tetot. Hingga tidak ada jarak lagi di antara mereka. Es tetap utuh. Luar biasa. Ini pertama kalinya ia melihat benda seaneh itu.


Usut diusut, ternyata itu adalah 'immortal ice'. So, eternal flame vs immortal ice. Siapa yang menang? Tapi, ia tidak menyerah begitu saja. Ia ingin es itu meleleh. Setetes saja. Maka ia terus menerus menyambar dan menabrak es tersebut, namun sayang sekali, tidak ada perubahan. Benda-benda di sekitar mereka mulai melemahkan motivasinya. "Sudahlah kamu tidak akan bisa melelehkan es tersebut. Namanya juga immortal ice."


"Berhentilah. Kau terlalu ambisius. Jangan turuti egomu. Carilah benda-benda lain yang bisa kau bakar, biar energimu terus bertambah. Kalau kau terus-terusan begitu energimu akan habis. Kau akan mati lemas."

Dan berbagai komentar negatif mulai berdatangan. Namun, entah kenapa semangatnya terus berkobar. 1 tahun, tidak ada perubahan. 2 tahun, 3 tahun, 4 tahun, 5 tahun. Menginjak tahun kelima, ia sudah merasa lemas. Energinya terus berkurang banyak hanya untuk berusaha melelehkan es tersebut. Namun, tidak tampak setetes pun es itu meleleh.

Pada suatu hari, akhirnya ia memutuskan. "Baik, mungkin memang di immortal ice, yang tidak bisa dilelehkan dengan api manapun di dunia ini. Bahkan ketika bintang jatuh ke bumi pun, dia tidak akan leleh," tuturnya dengan nada putus asa. Ditambah lagi, pada saat yang sama, ada sebuah kabar dari temannya bahwa di kota X ada timbunan sampah yang luar bisa besarnya, menggunung, membukit, yang kalau saja ia bakar, energinya cepat terpulihkan. 

Dengan berat hati, ia meninggalkan es tersebut dan berharap bahwa bukit sampah itu akan cepat mengisi energinya kembali. Sekian lama di kota X yang suplai sampah terus menerus ada membuatnya bahagia, dan melupakan ambisinya  untuk melelehkan es tersebut walau satu tetes.

Dan tahukah kamu apa yang terjadi dengan sebongkah es tersebut pada hari ketika ia tinggalkan? Ya, sebenarnya sudah sejak beberapa minggu sebelum api itu menyerah, inti es tersebut sudah meleleh. Intinya, bukan permukannya. Jangan permasalahkan kelogisannya. Es ini spesial. Namanya juga immortal ice. Dia meleleh bagian dalamnya terlebih dahulu, walaupun yang terkena panas adalah bagian luar. Es itu meleleh dengan laju yang sangat rendah. Sayangnya, api tidak tahu hal itu. Yang ia tahu, bagian luar es itu tidak pernah berubah sama sekali. Dan tahukah kamu apa yang terjadi pada es itu setelahnya? Ia kembali membeku dengan derajat kekerasan yang lebih keras daripada sebelum-sebelumnya. Kalau eternal flame itu sebelumnya hanya butuh 5 tahun untuk membuatnya meleleh, jika eternal flame itu mencobanya kembali, akan butuh waktu 10 tahun, tidak, bahkan mungkin 15 tahun.

Tahukah kamu mengenai pepatah, "Sebagian besar orang gagal tepat ketika keberhasilan akan datang padanya." Bahkan pada cerita ini, bukan lagi belum datang, tapi sudah datang, hanya saja api tidak mengetahuinya.

Well, siapapun kau yang sedang berusaha, yang sedang membangun mimpi, dan berusaha mewujudkannya. Jangan pernah berhenti ketika orang NORMAL berhenti. Yap, kamu, kamu tidak normal. Anggaplah begitu. Usahamu di atas rata-rata orang lain. Dan kau akan melihat mimpimu perlahan-lahan atau seketika akan terwujud.

Comments

Popular posts from this blog

SURVIVAL IN ITB WITH MY SCOLI (SKOLIOSIS PART VIII)

SEMINAR, AKHIR CERITA TUGAS AKHIR II

IF YOU WANNA GO, JUST GO!!!