GAS AIR MATA, AMANKAH?
(Artikel ini pernah dimuat di majalah Rhamnosa edisi 3)
Gas air mata (tear gas, lacrimatory agent) merupakansenjatakimia non letal yang tergolong dalam riot control agents. Senyawa ini menstimulasi kornea pada mata untuk mengeluarkan air mata. Selain itu, senyawa-senyawa ini juga dapat menyebabkan iritasi pada mulut, hidung, tenggorokan, paru-paru, dan kulit. Biasanya, senyawa yang digunakan adalah Chloroacetophenone (CN), Chlorobenzylidenemalonitrile (CS), Chloropicrin (PS), Bromobenzylcyanide (CA), dibenzoxazepine (CR).
CS sudah lama ditengarai dapat menimbulkan keracunan sianida. Ketika CS dimetabolisme dalam tubuh, sianida akan terdeteksi di dalam darah. Berbagai penelitian telah dilakukan terhadap hewan untuk menguji toksisitas CS. Penelitian pada monyet menunjukkan batas dosis letal terendah adalah 11.246-62.400 mg.min/m3.
Dengan maraknya isu tersebut, peneliti Mesir, Mohy K El-Masry dari Ain Shams University melakukan penelitian terhadap demonstran kerusuhan Mesir yang menjadi korban gas air mata. Sampel darah diambil, dan kadar tiosianat (SCN) sebagai metabolit dari CS, diukur. Sebagai kontrol, Mohy juga mengukur kadar SCN dari kelompok bukan perokok, perokok ringan, dan perokok sedang hingga berat. Telah diketahui sendiri bahwa dalam rokok juga terkandung sianida. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa kadar SCN pada korban gas air mata tidak berbeda secara signifikan dengan kadar SCN pada perokok ringan. Sebaliknya, justru kadar SCN yang ditemukan pada perokok sedang hingga berat lebih tinggi dibandingkan dengan kadar SCN korban gas air mata. Sementara untuk golongan non perokok, kadar SCN-nya lebih rendah dari kadar SCN korban gas air mata.
Walaupun hasil penelitian mengungkapkan bahwa gas CS aman digunakan sebagai gas air mata, namun sejarah berbicara sebaliknya. Pada tahun 1993, peristiwa besar di Waco, Texas, menunjukkan adanya kasus keracunan sianida akibat gas CS yang terbakar. Tujuh puluh orang meninggal dalam kasus tersebut.
Waktu paruh gas CS sebenarnya sangat singkat. Selama gas CS tidak digunakan di dalam ruang tertutup, gas ini dengan cepat akan dimetabolisme. Penyebab kasus-kasus keracunan gas CS yang selama ini terjadi adalah digunakannya gas ini di dalam ruang tertutup. Oleh karena itu, pihak-pihak keamanan harus mengetahui kapan waktu yang tepat dan bagaimana menggunakan gas CS secara bijak untuk mengontrol kericuhan massa, sehingga efek yang ditimbulkan tidak sampai fatal.
Comments
Post a Comment