MY 23th BIRTHDAY: I SWEAR I CAN’T FORGET YOU

Apa sih arti hari lahir bagi saya? Nothing. For me, my birthday, 19 maret, tidak berbeda dengan hari-hari lainnya. Kalau kata abang Jason Mraz, ‘no cause for celebrate it’. Mungkin ketika masih kecil, it really means a lot. Karena artinya akan ada makan enak dan kado dari keluarga dan teman. Tapi, makin dewasa, akhirnya makin menyadari, dan makin nggak peduli dengan namanya hari ulang tahun. Sering banget lupa kalau hari tersebut saya sedang berulang tahun. Baru ingat setelah dapat ucapan. Katanya nggak peduli, tapi kok sampai niat bikin postingan di blog? Karena berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, ulang tahun ke-23 saya ini dibilang agak ‘berbeda’. Berbedanya di mana?

Akhirnya, Alhamdulillah, di ulang tahun ke-23 ini saya sudah mendapat titel baru di belakang nama saya, S.Farm. Titel yang didapat dengan penuh perjuangan, dengan penuh tetesan keringat dan cucuran darah. *lebay*. Tapi ini menjadi beban sebenarnya. Ketika orang tahu bahwa saya sarjana farmasi dari universitas X, mereka akan mulai menanyakan dan berkonsultasi masalah kesehatan, terutama obat. Nah ini, kadang-kadang saya pun juga tak tahu, tapi mana mungkin saya bilang tidak tahu? Akhirnya mulailah membuka kembali martindale, AHFS, Goodman & Gilmann, dan kitab-kitab suci lainnya.

Surprise pertama pada ulang tahun ke-23 saya benar-benar surprise. Literally. Satu bulan sebelum ulang tahun saya, saya mendapat paket misterius yang mampir ke kosan saya. Pikiran pertama langsung macam-macam. Jangan-jangan isinya bom. Atau... ‘barang haram’, seperti yang diberitakan di TV. Kemudian setelah ‘cengok’ sekian lama, baru kepikiran melihat nama pengirim. Makin kaget, karena saya kenal namanya. Kemudian saya konfirmasi ke teman saya, dan dia bilang itu adalah kado ulang tahun saya. What??? Ngasih kado 1 bulan sebelum ulang tahun saya? That’s super ambis bro. Hahaha…

Kronologi berlanjut. Tanggal 16 maret saya harus pulang ke Salatiga. Itu permintaan ibu saya. Dan ada feeling yang tidak enak memang. 17 maret (H-2 ulang tahun) saya tiba di Salatiga. Pada saat itu saya berpikir, wah asyik nih, ulang tahun di rumah, sama keluarga. Tapi ekspektasi itu terlalu tinggi ternyata. 18 maret (H-1) saya kehilangan laki-laki yang amat sangat saya cintai. Ayah dipanggil oleh Allah. Ya terlalu sedih untuk diingat. Ini kado terparah yang pernah saya dapatkan seumur hidup saya. Nyesek. Intinya begitu. Saking berkabungnya, saya dan keluarga saya tidak ada yang ingat satu pun hari ulang tahun saya.
Drs. H. Imam Baihaqi, M.Ag. (08/11/1957-18/03/2016)

(selingan) Jadi saya sengaja meng-hide tanggal lahir saya di Fb untuk suatu tujuan. Jadi benar-benar nggak ada yang memberikan ucapan selamat lewat Fb. Pada hari itu, hanya 2 orang yang memberikan ucapan selamat lewat chat. Dan saya kaget, karena saya ingatnya ulang tahun saya bukan hari ini, tetapi besok. Sampai saya menanyakan ke teman saya, “Kamu nggak salah ingat, kan?” Ternyata yang salah ingat saya. Duh, nenek pikun haha. Another present for my birthday adalah:a poem written by my friend. Tapi puisinya udah hilang, bersama dengan tab saya yang habis install ulang lagi.

Kemudian, H+1, 20 maret pagi, barulah adik saya, Dek Risa, ingat kalau kemarin saya berulang tahun. Kemudian barulah dapat ucapan selamat dari keluarga. Siangnya, saya mendapat surprise dari keluarga saya. Standar sih, kue plus lilin. Standar, tapi yang namanya dengan keluarga pasti rasanya berbeda. Lebih hangat. Paling tidak ada sepercik kebahagiaan di tengah rasa duka yang dalam karena ditinggal ayah. Dan spesialnya, karena pada saat itu, sepupu-sepupu yang dari luar kota belum pada balik ke tempat tinggalnya, jadi ramai yang merayakan ulang tahun saya.

Then, surprise yang paling ngaret datang dari gengs saya tercinta, ICIS. Ini mah udah no expectation sih. Bahkan ikhlas, gak disurprisein nggak masalah. Mereka emang biasa ngaret kalau kasih surprise ke orang. Ultah 19 maret, surprise 30 april. It means telat sekitar 1,5 bulan. Dan surprisenya dirapel ama Susi yang memang ultahnya bulan april. Dengan dalih masak-masak, saya datang ke kosan 21. Trus saya dibully disuruh bersihin ayam, dihilangin lemak-lemaknya sampai bersih. Dan ketika balik ke kamar, ada kue dan lilin.


Terakhir, what I learn from 23 years of my life? A lot.

  1. Saya nggak punya apapun di dunia ini. Semuanya milik Allah. Semuanya titipan, yang setiap saat bisa dikasih dan diambil dengan sangat cepat. Saya belajar mengikhlaskan. Ketika kamu pernah kehilangan salah satu anggota keluargamu, maka kehilangan yang lain-lainnya means nothing. Kalau pernah baca poem “A reason, a season, or a lifetime” kamu akan paham. Ada orang yang dikirimkan kepada kita untuk suatu alasan. Ada orang yang dikirimkan kepada kita hanya untuk semusim saja. Dan ada orang yang memang ditakdirkan untuk bersama kita seumur hidup. Ahhh baper pangkat tak terhingga. Pengen nangis. *fragile*
  2. Kerja keras tidak akan pernah berkhianat. Jangan jadi pemalas. Mumpung masih muda, manfaatkan waktu luangmu untuk hal-hal yang bermanfaat. Waktu luangmu akan dipertanggungjawabkan di akhirat nanti.
  3. Makin usianya nambah, yang namanya cobaan dan beban pikiran itu akan semakin berat. Takdir tidak dapat dihindari, tapi kita punya opsi bagaimana kita akan menyikapi takdir tersebut. Katanya kan, manusia itu diuji untuk dinaikkan levelnya kan? Mudah-mudahan benar-seperti itu.
  4. Berhati-hati dengan hati. Don’t play with fire, if you don’t wanna get burn!!. Berhati-hati dengan laki-laki jika kamu belum siap untuk membangun rumah tangga. (*still waiting for the right man*). Oke tidak usah diperjelas lagi. Sekian. Hahaha.
Oh ya, I hope one year from now, pertanyaan-pertanyaan besar saya tentang kehidupan akan mulai terjawab satu per satu. Dan semoga kegalauan saya tentang karir apa yang akan saya pilih sudah mereda. Dan saya sudah menemukan a job that I’m really into it. Aamiin..

Comments

Popular posts from this blog

IF YOU WANNA GO, JUST GO!!!

BLINK: KEMAMPUAN BERPIKIR TANPA BERPIKIR

PERLUKAH MENCATAT SAAT KULIAH?