A BIG THING CALLED FAITH
Tahukah kamu salah satu hal yang paling sulit dilakukan di dunia ini? Any idea to answer it? Dalam versi saya, jawabannya adalah "PERCAYA", "YAKIN", "FAITH", dan sinonimnya.
How come? Simple saja, renungkan kembali apakah kamu selalu bisa percaya bahkan sekalipun ketika kamu menginginkannya. Apakah kamu selalu bisa percaya kepada Tuhanmu setiap detik dalam hidupmu? Kalo saya, jujur saja tidak bisa. Jika saya bisa mempercayai Allah setiap detik dalam hidup saya, maka saya tidak akan pernah melakukan satu dosa pun. Saya akan menjadi orang suci. Bahkan memikirkan untuk berbuat dosa saja pun tidak akan pernah. Sempurna sudah hidup saya, dan saya dijamin masuk surga. Ya, saya tidak bisa selalu mempercayai Tuhan saya setiap saat sekalipun saya menginginkan bisa percaya setiap saat.
Saya akan menyinggung contoh lainnya yang terlihat jelas dalam kehidupan nyata. Bukankah perintah untuk menjaga pandangan antara wanita dan laki-laki yang bukan muhrim dalam Al-Qur'an begitu jelas? Lalu berapa banyak umat Islam yang bahkan berpacaran sebelum nikah di dunia ini? Ada beberapa orang yang melakukannya dengan alasan bahwa mereka takut tidak akan mendapat jodoh. Hello....!!! Itu artinya mereka tidak percaya bahwa Allah telah menetapkan jodoh mereka bahkan sebelum mereka lahir ke dunia ini. Itu artinya mereka tidak percaya dengan janji Allah. Jika mereka tidak percaya dengan janji Allah yang mutlak pasti ditepati, lalu kenapa mereka bisa-bisanya percaya dengan janji-janji pacar mereka yang bilang akan segera melamar dan membahagiakan mereka. Woi, pacarmu itu bukan nabi. Pacarmu itu manusia biasa. Kamu percaya dengan janji manusia biasa, dan tidak percaya dengan janji Sang Maha Kuasa? Use your brain and heart clearly.
Seperti yang saya bilang tadi, saya bukan orang suci. Walau begitu, alhamdulillah saya masih bisa menepati komitmen saya dari sejak kecil untuk tidak berpacaran sebelum nikah. Kalau saya bisa cerita, sebenarnya sama sekali tidak mudah untuk menjaga komitmen ini, hingga saat SMA hampir terperosok. Namun, alhamdulillah saya disadarkan untuk bangkit sebelum terperosok. Godaannya memang banyak. Tapi, kembali lagi semua kepada benda yang bernama "KEYAKINAN". Saya terus menerus meyakinkan diri saya bahwa Allah sudah menetapkan jodoh saya yang saat ini entah di mana dan sedang apa. Kami akan dipertemukan di tempat dan waktu yang tepat dengan cara-cara yang Ia ridhoi. Simpel saja, ini semua seperti Stanford marshmallow test. Tes yang diujikan kepada beberapa anak untuk menguji ketahanan mereka. Mereka ditinggal dalam suatu ruangan dengan sebuah marshmallow di depannya untuk beberapa waktu. Mereka diberikan pesan bahwa jika ia tidak makan marshmallownya sampai si penguji kembali, ia akan dapat 2 buah. Sama halnya dengan hal ini, orang yang bisa menahan untuk tidak melanggar aturan-Nya (baca: pacaran) akan diberikan pasangan yang sederajat dengannya. Bukankan di Al-Quran juga sudah jelas, "Wanita yang baik adalah untuk laki-laki yang baik?" Hanya yang bisa yakin saja, yang bisa melewati ini.
Salah satu bentuk keyakinan yang lain adalah "Yakin bahwa di dunia ini tidak ada yang Allah ciptakan dengan sia-sia". Maka jangan pernah meremehkan apa pun di dunia ini walaupun tampaknya tak berguna sekalipun. Cukup berpengalaman dalam hal ini, karena sering melihat orang yang dulunya dihina menjadi orang yang luar biasa saat ini. Dia dulunya dihina karena memang bakatnya belum terlihat dan dia tidak memiliki kepercayaan diri, atau hanya karena dia sedikit "berbeda".
"Semua ulat punya kesempatan yang sama untuk menjadi kupu-kupu yang bisa terbang di langit."
Hal lain yang sulit sekali untuk dipercayai adalah, "Tidak ada satu usaha pun yang akan sia-sia". Jangan meremahkan sekecil apa pun usaha yang telah kamu lakukan. Seringkali saya berpikiran seperti ini, "Sudahlah tidak perlu dilakukan. Itu terlalu jauh. Sia-sia saja kamu mengejarnya. Hanya akan membuang waktu, tenaga, dan pikiran. Dan kalau gagal akan sedikit sakit hati saja." Eh, baru-baru ini saya menyadari usaha yang saya lakukan sekecil apapun memiliki dampak yang luar biasa, walaupun hasil muncul dalam rentang waktu yang cukup lama sejak saya berusaha. Katakan kamu ingin mendaki gunung. Kamu tidak akan pernah sampai ke gunung kalau kamu bahkan tidak pernah menginjakkan kaki. Semua itu diawali dengan satu langkah. Katakanlah jarak start dengan puncak adalah 30 km. Kalau kamu melangkah satu kali saja, jaraknya sudah berkurang menjadi 29.999 m. Berkurang bukan?
Saya cukup berpengalaman dalam hal ini. Ketika ada sebuah kesempatan untuk mendaki gunung, saya sering melewatkannya dengan alasan tidak siap, merasa tidak mampu, atau tidak punya perbekalan untuk mendaki gunung. Ketika melihat orang lain yang lebih ringkih dari saya dan perbekalannya lebih sedikit sampai di puncak gunung, barulah saya menyesal. "Hei, orang itu bisa. Harusnya kalau waktu itu saya ikut rombongan itu mendaki, saya pasti sekarang sudah sampai di puncak gunung. Tapi, bahkan saya mencobanya pun tidak." Oleh karena itu mulai saat ini saya bertekad untuk berani mencoba, berani memulai, dan mengambil inisiatif. Toh dengan mencoba saya tidak akan rugi. Paling tidak kalaupun tidak berhasil sampai di gunung, setidaknya saya sudah melakukan usaha untuk memperpendek jarak saya dengan puncak gunung. Sekecil apapun usaha yang kamu lakukan akan ada hasilnya di masa depan. Kalimat sakti yang selalu saya tanamkan di otak saya, "10 tahun mendatang, kamu akan lebih menyesa terhadap apa yang tidak kamu lakukan dibanding apa yang telah kamu lakukan." Maka dari itu, jangan pernah berhenti percaya. Karena percaya adalah salah satu bahan bakar kehidupan.
Comments
Post a Comment