BEST FRIEND

Dalam kehidupan saya selama 20 tahun ini, saya bisa mengklasifikasikan "best friend" dalam 2 kategori, yaitu
1. Best friend for supporting
2. Best friend yang dunianya beririsan dengan dunia saya

Apa bedanya?

Best friend for supporting itu adalah teman-teman dekat saya dalam kehidupan sehari-hari. Teman untuk bercanda, teman untuk saling support, teman untuk saling menjaga dan mengingatkan dalam kebaikan. Well, tetapi teman dalam kategori ini biasanya memiliki kepribadian dan kesukaan yang berbeda dengan saya. Jadi, kami saling melengkapi satu sama lain. Dia butuh saya dan saya butuh dia. Dan dengan teman tipe ini, saya biasanya lebih banyak mendengar ketimbang bercerita, kecuali kalo dipancing. Itupun ada batasan-batasan di mana saya tidak bisa menceritakan hal-hal khusus kepada mereka. Dan itu biasanya hal-hal yang berbau psikis. Mereka enak untuk diajak curhat hal-hal yang umum, seperti keluarga, kehidupan perkuliahan, kehidupan asmara, dll. Tetapi saya memiliki keterbatasan untuk menceritakan tentang "aku", misalnya ambisi, mimpi-mimpi, pemikiran, yang bahasannya terkesan agak berat. Mungkin saya enggan bercerita karena takut mereka tidak suka dan malas mendengarkan walaupun faktanya seperti itu atau tidak saya tidak tahu. 

Best friend tipe kedua adalah best friend yang dunianya beririsan dengan dunia saya. Selama 20 tahun saya hidup di dunia ini, baru ada 2 orang (secara terpisah dan tidak kenal satu sama lain) yang saya kategorikan tipe ini. Teman tipe ini lebih dari sekedar best friend for supporting. Teman-teman ini yang tau "borok-boroknya" saya. Tidak ada satu barrier pun yang menghalangi saya untuk menceritakan apa pun tentang diri saya kepada orang-orang ini. Di depan orang-orang ini, saya adalah orang yang sangat cerewet. Tiap kali berdiskusi dengan mereka, waktu terasa sangat cepat. Saya bisa berbicara dan mendengarkan berjam-jam tanpa bosan. Saya bisa menceritakan mimpi saya, ambisi saya, kebingungan saya, kehidupan saya, bahkan kondisi psikis saya sampai sedalam-dalamnya. Berbeda dengan tipe pertama, seringkali interaksi dengan teman tipe ini kadang tidak butuh kata-kata. Sama-sama taulah. Berbeda dengan teman tipe pertama yang kadang butuh lip service untuk meyakinkan bahwa mereka benar-benar berarti untuk saya, teman tipe 2 ini sudah tidak butuh lip service lagi. Tidak butuh lip service untuk tahu bahwa kami membutuhkan satu sama lain.

Well, kategori mana pun itu, saya tidak akan merasa berarti tanpa kehadiran teman-teman baik saya.

Comments

Popular posts from this blog

IF YOU WANNA GO, JUST GO!!!

PERLUKAH MENCATAT SAAT KULIAH?

BLINK: KEMAMPUAN BERPIKIR TANPA BERPIKIR