MENULIS, STIMULAN YANG LEBIH HEBAT DARI KOPI



Menulis itu bagaikan suatu stimulan bagi saya. Stimulan yang lebih hebat dari kopi. Saya kurang tau efek stimulan jenis lain pada tubuh saya, karena saya belum pernah mencobanya. Tentu saja karena dilarang hukum maupun agama.

Menuliskan semua pendapat saya, menumpahkan semua pikiran saya, selalu mengasyikkan. Apalagi euforianya setelah tulisan itu selesai. Mungkin endorphin di otak saya langsung meningkat tajam. Euforia ketika membacanya dari awal hingga selesai. Ajaib, selalu mengasyikkan dan membuat saya bersemangat.

Menulis itu adalah candu. Ketika saya selesai membuat suatu tulisan, rasanya ada ide lain yang tiba-tiba muncul di kepala saya, dan minta dituliskan juga. Dan seterusnya.

Di dunia nyata, saya sama sekali bukan orang yang cerewet. Tetapi, saya juga bukan orang yang sangat pendiam. Di dunia nyata, ketika saya diam, tidak sedang berbicara, bukan berarti saat itu pikiran saya kosong. Justru mungkin saja sebaliknya, terlalu banyak pikiran di kepala saya sehingga saya bingung harus berkata apa.

Kemampuan menulis saya bisa dibilang jauh dari sempurna. Banyak salah di sana sini. Banyak yang tidak koheren satu kalimat dengan kalimat lain. Terlalu random untuk dibaca. Tetapi, inilah saya. Jelas saya harus banyak belajar dengan ahlinya.

Saya lebih menyukai pekerjaan di balik layar. Saya tidak suka menjadi aktris atau pemeran utama dalam suatu pekerjaan atau organisasi. Begitu juga menulis. Saya tidak terlalu peduli ada yang membaca atau tidak karena euforia saat menulis bagi saya sudah cukup. Entah tulisan saya hanya akan mengendap di folder saya atau dipublish di blog ini. Tetapi ketika ada yang membaca, berkomentar, atau mengkritik, saya akan lebih suka. 

Apapun profesi yang saya ambil nantinya, saya berharap akan terus bisa menulis. Ketika hari-hari buruk saya lalui, setidaknya saya masih punya hal yang menyenangkan untuk dilakukan, yaitu menulis

Comments

Popular posts from this blog

IF YOU WANNA GO, JUST GO!!!

PERLUKAH MENCATAT SAAT KULIAH?

BLINK: KEMAMPUAN BERPIKIR TANPA BERPIKIR